Uji Viskositas dan Konsistensi Sistem Emulsi
1.
TUJUAN
·
Untuk mengetahui keadaan viskositas suatu
system emulsi
·
Untuk mengetahui keadaan konsistensi/kestabilan
suatu system emulsi
2.
TEORI
Emulsi adalah suatu sistem yang
secara termodinamika tidak stabil, terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai
globul-globul dalam fasa cair lainnya. Sistem ini biasanya distabilkan dengan
emuulgator. (1)
Emulsi yang
digunakan dalam bidang farmasi adalah sediaan yang mengandung dua cairan
immiscible yang satu terdispersi secara seragam sebagai tetesan dalam cairan
lainnya.
Dalam bidang
farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air. Berdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu :
1.
Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak
terdispersi di dalam fasa air.
2.
Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi
di dalam fasa minyak
Dalam pembuatan
suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk
diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh
emulgator yang digunakan. Salah satu emulgator yang aktif permukaan atau lebih
dikenal dengan surfaktan. Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan
antarmuka permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan
globul-globul fasa terdispersinya.
Mekanisme kerja emulgator surfaktan, yaitu :
a.
membentuk
lapisan monomolekuler ; surfaktan yang dapat menstabilkan emulsi bekerja dengan
membentuk sebuah lapisan tunggal yang diabsorbsi molekul atau ion pada
permukaan antara minyak/air. Menurut
hukum Gibbs kehadiran kelebihan pertemuan penting mengurangi tegangan
permukaan. Ini menghasilkan emulsi yang
lebih stabil karena pengurangan sejumlah energi bebas permukaan secara nyata
adalah fakta bahwa tetesan dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal koheren yang
mencegah penggabungan tetesan yang mendekat.
b.
Membentuk
lapisan multimolekuler ; koloid liofolik membentuk lapisan multimolekuler
disekitar tetesan dari dispersi minyak. Sementara koloid hidrofilik diabsorbsi
pada pertemuan, mereka tidak menyebabkan penurunan tegangan permukaan.
Keefektivitasnya tergantung pada
kemampuan membentuk lapisan kuat, lapisan multimolekuler yang koheren.
c.
Pembentukan
kristal partikel-partikel padat ; mereka menunjukkan pembiasan ganda yang kuat
dan dapat dilihat secara mikroskopik polarisasi. Sifat-sifat optis yang sesuai dengan kristal mengarahkan
kepada penandaan ‘Kristal Cair”. Jika lebih banyak dikenal melalui struktur
spesialnya mesifase yang khas, yang banyak dibentuk dalam ketergantungannya
dari struktur kimia tensid/air, suhu dan seni dan cara penyiapan emulsi. Daerah
strukturisasi kristal cair yang berbeda dapat karena pengaruh terhadap
distribusi fase emulsi.
d.
Emulsi
yang digunakan dalam farmasi adalah satu sediaan yang terdiri dari dua cairan
tidak bercampur, dimana yang satu terdispersi seluruhnya sebagai globula-globula
terhadap yang lain. Walaupun umumnya kita berpikir bahwa emulsi merupakan bahan
cair, emulsi dapat dapat diguanakan untuk pemakaian dalam dan luar serta dapat
digunakan untuk sejumlah kepentingan yang berbeda
Emulsi dapat
distabilkan dengan penambahan emulgator yang mencegah koslesensi, yaitu
penyatuan tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah.
Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati daerah antar
muka antar tetesan dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik
disekeliling partikel yang akan brekoalesensi. Surfaktan juga mengurangi
tegangan antar permukaan dari fase dan dengan membuat batas fisik disekeliling
partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar
permukaan dari fase, hingga meninggalkan proses emulsifikasi selama pencampuran
Emulsi stabil
jika tetesan fasa terdispersi dapat mempertahankan karakter awalnya dan dapat
terdispersi secara uniform keseluruh kontiniu selama usia guna sediaan.
3.
ALAT DAN BAHAN
a. Peralatan yang dipakai adalah :
a. Peralatan yang dipakai adalah :
ü
Sentrifuge
ü
Centrifuge
tube
b. Bahan-bahan yang di pakai adalah :
o
Aquadest
o
Margarin
o
SabunColek
o
SabunCair
4.
CARA KERJA
1.
Aquadestdimasukkankedalamtabungreaksi
2.
Didiamkanbeberapasaatsehinggatercapaikesetimbangantemperatur
3.
Tempatkanpadawadahsentrifiuse
4.
Waktu yang digunakanuntukmemutar rotor
sebanyak 25 kali dicatat
5.
Prosedurdiatasdiulangitiga kali
untuksampeldanbeban yang sama
5.
DATA PENGAMATAN
Setelah
lima jam penyimpanan tidak terjadi pengendapan.
6.
PEMABAHASAN
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui
keadaan viskositas suatu system emulsi dan mengetahui keadaan konsistensi suatu
system emulsi.
Berdasarkan teori, emulsi dikatakan tidakstabil
apabila :
1. Creaming,
yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers
lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible artinya dikocok
perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen
dan cracking yaitu pecahnya emulsikarena film yang meliputi partikel rusak dan butir
minyak akan koalesan (menyatu) dan sifanya irreversible.
Dari hasil praktikum, darike 4 bahan
yang digunakan tidak ditemukan hal-hal diatas. Artinya semua bahan yang
digunakan pada praktikum ini bersifat stabil.
- KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari
praktikumtersebutdapatdiambilkesimpulanbahwa
1.
Keadaanviskositasdaribahan
yang digunakandalamkondisi yang baik
2.
Konsitensi/kestabilan system emulsidaribahan
yang digunakanbersifatstabil.