Info Menarik Seputar Tips dan Inspirasi

Pratikum Pembuatan Virgin Coconut Oil

Artikel terkait : Pratikum Pembuatan Virgin Coconut Oil


        PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL
      A.   Tujuan
1.    Pembuatan virgin coconut oil dengan metode fermentasi dengan menggunakan ragi roti ( saccharomhyces sp ).
2.    Untuk memperoleh minyak kelapa tanpa pross pemanasan.
3.    Mengetahui persentase minyak kelapa atau virgin coconut oil dengan menggunakan fermentasi.

        B.   Dasar teori
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur  minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak kelapa yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas. Metode ini didasarkan pada penemuan biotekhnologi sederhana, yaitu penggunaan Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih dikenal dengan pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan ragi atau pembuatan minyak kelapa secara fermentasi (virgin oil).
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang diperlukan adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur saccharomyces sp. Enzim yang diproduksi oleh Saccharomyces sp ini dilepaskan ke lingkungan sekiatr jamur untuk menghancurkan subtract tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organic dapat larut. Subtrat yang dihancurkan ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat didalam endosperm biji kelapa. Minyak umumnya dapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena memiliki BJ yang lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut sebagai galendo.
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan cara tradisional. Pada cara tradisional rendeman minyak yang diproleh sekitar 15 -17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendeman yang diproleh sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat menghemat bahan bakar, dan mengahasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtract, kenis ragi, dan factor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp 

          C.   Alat dan Bahan
Alat
1.    Stoples plastic yang dilubangi dan dihubungkan dengan slang plastik sepanjang 30 cm.
2.    Waskom
3.    Saringan
4.    Gelas ukur
5.    Beker gelas
6.    Timbangan
7.    Thermometer
Bahan
1.    Kelapa yang sudah diparut sebayak 1 kg
2.    Air hangat dengan suhu 50-600C
3.    Ragi roti (permifan)

  1. Cara kerja
Pembuatan krim santan



Langkah kerja

Santan yang telah dibeli saring dengan menggunakan penyaring the untuk menghilangkan padatan atau kotoran-kotoran yang terikut bersama santan.
Setelah disaring santan dimasukkan dalam corong pisah untuk mengambil krim santan. Krim santan berada diatas setelah didiamkan beberapa jam.
Setelah mencapai 2 hari krim santan akan terpisah lapisan atas minyak dan lapisan bawah adalah belondo.
Saring dengan menggunakan kertas saring untuk mengambil vco tersebut.
Kemas vco yang diperoleh dalam wadah kemi=udian tutup dengan rapat.
Masukkan dalam ingkubator dengan suhu 30 c selama 2 hari
Timbang ragi permipan sebanyak 0,5 % dari berat krim santan yang telah diperoleh.
Krim santan yang diperoleh kemudian ditimbang.
Aduk hingga ragi tercampur merata di dalam krim santan.






































Data pengamatan:
1.         Berat santan 207,66 gram
Ragi tape 0,5% dari berat santan sama dengan 1, 0383 gram
2.         Berat santan 200,16 gram
Ragi tape 1 % dari berat santan sama dengan 2,0016 gram
3.         Berat santan 201,17 gram
Ragi tape 0.5 % darii berat santan sama dengan 1,0075 gram
4.         Berat santan 201,17 gram
Ragi tape 1 % dari berat santan sama dengan 2,0117 gram
5.         Berat santan 431,31 gram
Ragi roti 0,5% dari berat santan sama dengan 2,15655 gram

Pembahasan
Dari pratikum yang telah dilakukan 2 kali percobaan, menggunakan ragi roti dan ragi tape, pembentukan minyak tidak berhasil, yang terbentuk hanya air dan belondo atau krim santan, krim santan berada pada lapisan atas sedangkan air beradda pada lapisan bawah, jika minyak terbentuk maka lapisan minyak berapa pada bagian atas, suhu yang kami gunakan yaitu menggunakan ingkubator pada suhu 30  dan mengunakan suhu ruang, dai kedua suhu dan kedua jenis ragi yang digunakan sama saja tidak dapat memutus ikatan minyak yang terdapat pada santan, kesalahan ini dimungkinkan terdapat pada jenis ragi yang digunakan dalam pratikum, munkin karena ragi yang teah kadaluarsa atau pun bakteri yang berada pada ragi telah rusak karena engaruh suhu.
Pada saat pratium pembuatan vco dengan menggunakan ingkubator suhu yang digunakan adalah 30 dengan menggunakan 0,5 % ragi roti dari berat santan, ingkubasi dilaukuan selama 12 jam namun minyak masih belum terbentuk dan dilanjutkan selama 24 jam minyak pun belum terbentuk hingga pada hari ke 2 selam 36 jam ingkubasi kami telah memastikan bahwa pembuatan vco dengan metode fermentasi menggunakan ragi roti tidak berhasil.
Pada pratikum selanjutnya kami pun berinisiatif dari berbagai referensi yanga telah kami cari, kami menggunakan ragi tape sebagai pengganti ragi roti, setelah pratium dilakukan yaitu dengan menggunakan ragi tape dan dengan menggunakan suhu ruang setelah 1 hari masa ingkubasi minyak pun tidak terbentuk sampai menjelang hari kedua minyak pun masih belum terbentuk hingga kami memastikan bahwa pratikum kami yang kedua pun kami nyatakan gagal.
             Pada pratikum sebelumnya pada pembuatan vco dengan menggunakan metode sentrifugasi minyak vco terbentuk namun dalam jumah yang kecil karena ukuran tabung sentrifius yang berkapasitas kecil di dapat data sebagai berikut:

Kecepatan
Waktu
volume tabung
Volume vco
Persentase
1000
60 menit
25 ml
3,75 ml
15 %
1000
90 menit
25 ml
5,75 ml
23 %
2000
60 menit
25 ml
3,25 ml
13 %
2000
90 menit
25 ml
3,50 ml
14 %

Dari pratikum pembuatan vco dengan menggunakan metode sentrifugasi volume terbesar didapat pada kecepatan sentrifugasi 1000 rpm selam 90 menit dengan rendemen 23 %.

Kesimpulan
  1. Setelah dilakukan percobaan beberapa kali pembuatan vco dengan menggunakan metode fermentasi vco tidak mengalami perubahan bentuk krim santan. Vco tidak terbentuk.
  2. Dengan menngunakan metode sentrifugasi vco terbentuk, namun kelamahan dari metode ini adalah volume vco yang diperoleh kecil karena kapasitas alat sentrifius per tabungnya  hanya 25 ml.


Artikel Aby Spacetion Lainnya :

Copyright © 2015 Aby Spacetion | Design by Bamz