Cara budidaya cabai yang benar di musim hujan
Budidaya cabai di musim hujan sering sekali terjadi gagal panen dikarenakan serangan hama dan penyakit.
kelembapan yang cukup tinggi serta kurangnya daya tahan cabai ini terhadap penyakit
menjadikan cabai mudah sekali gagal panen. Kegagalan panen dikarenakan serangan penyakit ini
bisa mencapai 75%. Karena banyak yang gagal panen saat musim hujan maka akan menjadikan
harga cabai menjadi mahal. Hal ini akan menjadi dilematis bagi para petani, di satu sisi
petani ingin mendapatkan untung uang besar karena harga cabai melonjak tinggi, dan dari sisi lain bisa juga jadi merugi karena cabai mengalami gagal panen karena serangan penyakit di musim hujan ini.
Penyakit yang menjadikan cabai menjadi gagal panen tidak lain dan tidak bukan adalah dikarenakan penyakit
antraknosa atau juga sering disebut patek. Jadi bagaimana cara agar budidaya
cabai di musim hujan ini bisa terhindar dari penyakit antraknosa, maka ikuti kiat kiatnya di
bawah ini ya...
Antraknosa penyakit cabai musim hujan
Penyakit patek atau juga antraknosa merupakan cendawan Colletotrichum capsici yang menyerang tanaman cabai terutama pada buah dan juga batang. Cendawan ini berkembang pesat di
lingkungan yang memilik kelembapan tinggi. semakin tinggi kelembapannya maka semakin
cepat pula menyebaran cendawan tersebut. Sedangkan pada cuaca kering atau kemarau maka jamur tidak dapat berkembang biak dan meluas ketanaman lain. Penyakit ini hanya berbentuk bercak kecil saja, namun pada serangan yang hebat, buah muda
yang terinfeksi jamur ini juga akan gugur, sedangkan pada buah yang sudah tua menjadikan
buah tersebut tampak busuk.
Budidaya cabai terhindar dari penyakit patek
Untuk menghindari 100% atau total serangan patek dimusim hujan ini saya
rasa tidak mungkin, tapi setidaknya cara yang satu ini dapat mengurangi Penyakit
antraknosa hingga akan menjadikan petani mendapat keuntungan dari menanam cabai dimusim hujan.
Berikut langkah-langkah yang
bisa anda terapkan saat budidaya
cabai di musim hujan
1. Gunakan benih yang bebas dari antraknosa
Antraknosa ini bukan saja menyerang kulit luar dari tanaman cabai, akan
tetapi dapat pula menginfeksi biji. Maka gunakanlah benih yang bersertifikat dan bebas dari antraknosa.
Lakukan perlakuan benih
Perlakuan benih seperti bayi diberikan
imunisasi agar nantinya kebal terhadap penyakit
Walau benih sudah terbebas dari infeksi antraknosa, namun kecendrungan terserang penyakit saat
cabai ditanam masih juga mungkin terjadi. Maka dari itu diperlukan melakukan perlakuan benih yang baik, Perlakuan benih ini dimaksudkan agar tanaman nantinya bisa lebih kebal terhadap penyakit, sebagai mana manusia di berikan imunisasi saat
bayi. Langkah-langkah perlakuan benih hingga pembibitan cabai guna mengurangi
serangan antraknosa atau patek adalah sebagai berikut
§ Rendam benih dalam air hangat sekitar 50 derajat C selama 30
menit kemudian di tiriskan.
§ Campurkan pupuk kandang matang dan tanah berbanding 2:1.
Tambahkan 10 g fungisida mankozeb 80% dan 2 g insektisida karbofuran 3% per 25
kg media tanam. Kemudian aduk rata.
§ Isi polibag 10 cm x 12 cm dengan 200 g media tanam. Kemudian tanam
satu benih cabai per polibag.
§ Susun polibag dalam sungkup persemaian. Campurkan 0,5 ml
insektisida mengandung profenofos 500 g/l dan 0,5 g fungisida mengandung
mankozeb 80% per liter air. Campuran larutan 500 ml cukup untuk sekali
menyemprot 10.000 polibag bibit. Semprotkan setiap 6 hari sekali. Umur 25 hari,
bibit siap pindah tanam.
Persiapan Lahan dan Penanaman
§ Buat guludan selebar 1,2 m, tinggi 25 cm, jarak antar
guludan 80 cm. Tebarkan pupuk kandang, aduk rata dengan tanah di guludan
sebanyak 2 kg per tanaman. Seminggu kemudian, perbaiki guludan, pasang mulsa
plastik hitam perak (MPHP), lalu buat lubang tanam diameter 10 cm. Jarak tanam
60 cm x 70 cm sebanyak 2 baris per mulsa. Guludan yang lebar dengan
membuat selokan ( Jarak antar guludan ) lebih lebar yakni 80 cm di
lahan Umumnya petani lain membuat selokan antarguludan selebar 50 cm.
Selokan lebar menyebabkan air saat musim hujan cepat terbuang. Jarak tanam 60
cm x 70 cm terbukti tidak membuat cendawan bersarang.
§ Campurkan pupuk Urea, KCl, dan SP-36 dengan perbandingan
1:2:2. Benamkan 30 g pupuk per lubang tanam. Tutup dengan lapisan tipis tanah.
Diamkan 2—3 hari.
§ Hari ke-4 tanam bibit beserta media lamanya. Siram tanaman
setiap hari kecuali ketika hujan.
§ Dua minggu setelah tanam, campurkan insektisida profenofos
500 g/l (selang-seling dengan deltametrin 25g/l) sebanyak 0,5 ml per liter air,
fungisida mankozeb 80% sebanyak 0,5 g/liter air, dan pupuk daun lengkap 0,5
g/liter air. Larutan 14 liter dipakai untuk 500 tanaman.
§ Sebulan setelah tanam, berikan pupuk NPK 15:15:15 sebanyak 5
kg per 250 liter air. Kocorkan 250 ml per tanaman di sekeliling batang 2 minggu
sekali. Pada umur ini, dosis pestisida dinaikkan menjadi 0,75 g atau 0,75 ml
per liter. Umur 2 bulan, 1 g atau 1 ml per liter. Umur 3 bulan sampai 7 bulan,
1,5 g atau 1,5 ml per liter.
§ Saat tanaman berumur 2,5 bulan, berikan NPK 15:15:18 dosis 5
kg per 250 liter air. Kocorkan 250 ml per tanaman di sekeliling batang 2 minggu
sekali. Total 4 kali. Saat umur tanaman 3 bulan, tambahkan fungisida propineb
70% sebanyak 1 g/liter pada larutan pestisida atau disemprot tunggal seminggu 2
kali.
Lakukan penyemprotan rutin
Penyemprotan yang rutin dengan fungisida akan meminimalisir
pertumbuhan cendawan di areal pertanaman cabai. Penyemprotan pertama, ketika
tanaman anggota famili Solanaceae itu berumur 10 hari setelah tanam. Saat itu
ia menyemprotkan fungisida pyraclostrobin dan metiram (CabrioTop) berdosis
1-1,5 kg per ha mulai umur 10 hari hingga 40 hari per 3 hari sekali. Untuk
mencegah resistensi, fungisida diselang-seling dengan bahan aktif
difenokonazol. Pada usia tanaman 40 hari ke atas, ia menyemprotkan Cabrio EC
yang mengandung pyraclostrobin dengan dosis 400 ml per ha. Sesekali lakukan
aplikasi CabrioTop untuk menunjang pertumbuhan tunas baru.
Bahan aktif metiram mengandung unsur seng yang berperan
dalam pembentukan klorofil. ”Seng membuat pertumbuhan vegetatif tanaman lebih
baik.
Dengan cara itu panen 1—1,3 kg cabai besar per tanaman
pada musim hujan bisa dicapai.