PUPUK KIMIA MERUSAK KESUBURAN TANAH
Pupuk kimia merusak
kesuburan tanah
Pupuk adalah zat baik sistetis atau organik yang ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan pasokan nutrisi penting yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak yang justru akan merusak kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Dalam jangka pendek, pupuk kimia memang mampu mempercepat masa tanam
karena kandungan haranya bisa langsung diserap oleh tanaman, namun di sisi lain
dalam jangka waktu panjang, penggunaan pupuk kimia justru akan menimbulkan dampak yang sangat negatif.
Hal ini di karenakan, tanaman tidak bisa menyerap 100 persen kandungan unsur hara yang ada di dalam pupuk kimia tersebut, selalu akan ada residual atau sisanya yang akan tertinggal di dalam tanah, bila telah terkena air maka residual tersebut akan mengikat tanah seperti lem atau semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan memiliki tekstur yang keras. dengan tekstur tanah yang keras maka saat hujan tanah tidak bisa lagi daya pegang air sehingga lama kelamaan tanah akan menjadi tandus. Selain itu, tanah ini juga akan menjadi masam, kondisi tersebut dapat membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur) yang berada didalam tanah menjadi tidak berkembang atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing pun tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan tanah pun kehilangan unsur alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya terhadap pupuk kimia itu sendiri.
Hal ini di karenakan, tanaman tidak bisa menyerap 100 persen kandungan unsur hara yang ada di dalam pupuk kimia tersebut, selalu akan ada residual atau sisanya yang akan tertinggal di dalam tanah, bila telah terkena air maka residual tersebut akan mengikat tanah seperti lem atau semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan memiliki tekstur yang keras. dengan tekstur tanah yang keras maka saat hujan tanah tidak bisa lagi daya pegang air sehingga lama kelamaan tanah akan menjadi tandus. Selain itu, tanah ini juga akan menjadi masam, kondisi tersebut dapat membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur) yang berada didalam tanah menjadi tidak berkembang atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing pun tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan tanah pun kehilangan unsur alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya terhadap pupuk kimia itu sendiri.
Apabila ketergantungan petani terhadap pupuk kimia tidak
terelakkan, maka tanah pertanian kita seperti masuk dalam lingkaran kerusakan. Itulah yang terjadi pada hampir
semua lahan pertanian di Indonesia, bahkan mungkin dunia saat sekarang ini.