PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK GORENG BEKAS
I.
TUJUAN
a.
Untuk megetahui manfaat dari minyak goreng sawit bekas
b.
Untuk mengetahui cara pembuatan biodiesel dari minyak
goreng bekas
II. TEORI
Perkembangan Industri di Indonesia semakin meraja. Seiring dengan
berkembangnya industri, tentunya limbah yang dihasilkan semakin banyak.
Disamping itu, limbah rumah tangga juga. Sebagai contoh minyak goreng bekas
atau “Minyak Jelantah” yang dibuang begitu saja oleh ibu rumah tangga atau
pedagang gorengan.
Ternyata setelah diteliti lebih lanjut minyak goreng dapat menyala pada
suhu tertentu. Hal ini berarti minyak goreng bisa digunakan sebagai bahan bakar
alternative khususnya pengganti solar. Namun jika menggunakan minyak goreng
sebagai bahan baku tentunya harga penjualan biodesel akan lebih mahal daripada
harga solar umumnya dan juga harga minyak goreng yang dipergunakan lebih mahal
dari pada Biodiesel itu sendiri. Berarti pedagang akan rugi. Jika minyak goreng
dapat digunakan sebagai bahan baku biodesel sangat memungkinkan kalau minyak
jelantah juga memiliki fungsi yang sama. Sebab minyak jelantah merupakan
turunan terdekat dan memiliki sifat yang sama seperti minyak goreng. Tentunya
solusi menjadikan minyak jelantah sebagai Bahan Bakar pengganti minyak solar
akan dapat mengatasi dua masalah sekaligus yakni mengurangi limbah pencemaran
lingkungan dan krisis BBM khususnya solar. Sebab ketersediaan minyak bumi di
dunia ini semakin menipis khususnya di Indonesia. Biodiesel adalah bahan baker alternatife
penganti solar. Biodiesel merupakan senyawa kimia sederhana dengan kandungan
enam sampai tujuh macam ester asam lemak. Biodiesel didefinisikan sebagai metil
ester dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20 dari asam lemak turunan
dari lipid contohnya minyak nabati atau lemak hewani. Minyak nabati atau lemak
hewani dapat dibuat biodiesel dengan reaksi transesterifikasi dengan
menggunakan alcohol (methanol).Komposisi dan sifat kimia dari biodiesel
tergantung pada kemurnian, panjang pendek, derajat kejenuhan, dan struktur
rantai alkil asam lemak penyusunnya.
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari sumber terbarukan
(renewable), dengan komposisi ester asam lemak dari minyak nabati antara lain:
minyak kelapa, minyak jarak pagar,minyak biji kapuk, kelapa sawit (CPO), minyak
bunga matahari, minyak bunga kanola, bijih jarak dan bisa juga dibuat dari
minyak jelantah dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan Indonesia yang
potensial untuk dijadikan biodiesel.
Reaksi Transesterifikasi dengan Katalis
Biodiesel dibuat melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi. Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil
esters (biodiesel)/mono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan produk
samping. Bahan baku utama untuk pembuatan biodiesel antara lain
minyak nabati, lemak hewani, lemak bekas/lemak daur ulang.
Sedangkan
sebagai bahan baku penunjang yaitu alkohol. Pada pembuatan biodiesel dibutuhkan
katalis untuk prosesesterifikasi. disamping terbentuk sabun dan juga gliserin.
Katalis tersebut pada umumnya sangat higroskopis dan bereaksi membentuk larutan
kimia yang akan dihancurkan oleh reaktan alkohol. Jika banyak air yang diserap
oleh katalis maka kerja katalis kurang baik sehingga produk biodiesel kurang
baik. Setelah reaksi selesai, katalis harus di netralkan
dengan penambahan asam mineral kuat. Setelah biodiesel dicuci proses
netralisasi juga dapat dilakukan dengan penambahan air pencuci, HCl juga dapat
dipakai untuk proses netralisasi katalis basa, bila digunakan asam phosphate
akan menghasil pupuk phosphat (K3PO4).
III.
ALAT
DAN BAHAN
a. Peralatan yang dipakai adalah :
a. Peralatan yang dipakai adalah :
ð Erlenmeyer
ð Pipet gondok
ð Gelas ukur 100 ml
ð Labu didih leher 3
ð Thermometer
ð Pengaduk merkuri
ð Labu takar
ð Corong Pisah
ð Pendingin Balik
ð Statif
ð Klem
ð Water Bach
ð Stop Wath
ð Piknometer
ð Viskometer oswald
b. Bahan-bahan yang di pakai adalah :
ð Minyak goreng bekas 100 ml
ð NaOH
ð Methanol
ð Aquadest
ð Indikator
PP
IV.
CARA
KERJA
- 0,5
gr NaOH yang telah dihaluskan dilarutkan dalam methanol 220 ml kemudian
diaduk
- Minyak
goreng sawit bekas dipanaskan diatas hotplate dan diaduk dengan kec.
750-1500 rpm
- Natrium
metolsida ditambahkan dan suhu dipertahankan di 550C selama 45
menit
- Metil
ester dipindahkan kedalam corong pisah dan didiamkan hingga 10 menit,
lapisan bawahnya dikeluarkan
- Metil
ester dimurnikan dengan memanaskan aquadest sebanyak 50 ml hingga suhu 600C
- Metil
ester dan aquades dipindahkan kedalam corong pisah dan dibiarkan sampai
terbentuk dua lapisan, kemudian lapisan bawahnya dikeuarkan
- Volume
metil ester yang diperoleh dihitung
- DATA PENGAMATAN
No
|
Metil Ester
|
||
Berat metil ester
|
Viskositas
|
Densitas
|
|
1.
|
134,29 gr
|
5,94
|
0,90
|
- PERHITUNGAN
Densitas Biodisel
Viskositas Biodisel
- PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui manfaat dari minyak
goreng beas, dan mengetahui cara pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas
sawit.
Pembuatan biodisel dilakukan melalui reaksi
tranesterifikasi atau esterifikasi. Proses
Transesterifikasi adalah proses pertukaran antara gugus alkyl dari trigliserida
dengan gugus alkil dari Methanol (alcohol), sehingga terbentuk FAME dan
gliserin.
Hasil dari praktikum ini didapatkan biodisel atau metil
ester sebanyak 134, 29 g. biodisel yang dihasilkan setelah dilakukan pengujian
memiliki tingkat densitas yaitu sebesar 0,90 dan visikositas 5,94.
Visikositasnya tergolong tinggi dan biodisel yang dihasilkan lebih kental dari
pada biodisel yang ada dipasaran pada umumnya.
Hal ini disebabkan oleh daya ikat antara molekul pada
biodisel sangat kuat sehingga
menyebabkan biodisel lebih kental. Katalisator
dibutuhkan pula guna meningkatkan daya larut pada saat reaksi berlangsung,
umumnya katalis yang digunakan bersifat basa kuat yaitu NaOH atau KOH atau
natrium metoksida. Katalis yang akan dipilih tergantung minyak yang digunakan. Dalam praktikum ini katalis yang digunakan adalah NaOH.Selain NaOH.
Biodisel yang dihasilkan disebut juga dengan nama metil
ester. Disebut metil ester karena bahan yang digunakan adalah methanol. Jika
bahan yang digunakan ettanol maka namanya juga akan berubah etil ester.
Setelah visikositas dan densitas metil ester diketahui,
metil ester diuji dengan cara dijadikan bahan bakar untuk membakar kayu.
Hasilnya biodisel yang dihasilkan bisa terbakar. Namun api yang dihasilkan
relatif kecil dan tidak tahan terlalu lama.
Alkohol yang digunakan sebagai sebagai pereaksi adalah methanol, namun dapat pula digunakan ethanol,
isopropanol atau butyl, tetapi perlu diperhatikan juga kandungan air dalam
alcohol tersebut. Bila kandungan air tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel
kualitasnya rendah, karena kandungan sabun, ALB dan trigiseridanya tinggi. Disamping itu hasil biodiesel juga
dipengaruhi oleh tingginya suhu operasi proses produksi, lamanya waktu
pencampuran atau kecepatan pencampuran alkohol.
- KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktek ini adalah
1. Minyak goreng bekas apabila digunakan kembali untuk
menggoreng memang tidak baik untuk keshatan, namun bisa dimanfaatkan sebagai
bahan baku untuk membuat bahan bakar terbaharukan berupa biodiesel.
2. Pembuatan biodiesel dengan menggunakan minyak goreng
sawit bekas menggunakan reaksi tranesterifikasi atau esterifikasi, katalis yang
biasa digunakan adalah KOH dan NaOH serta pereaksi yang digunakan biasanya
methanol dan etanol, namun bisa juga menggunakan isopropanol, dan lain-lain.