Pengaruh Konsentrasi dan Suhu pada Laju Reaksi
TUJUAN
Praktikum ini berujuan supaya
mahasiswa mampu mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi dan
pengaruh suhu pada laju reaksi
BAB
II. TEORI
Reaksi
kimia adalah perubahan pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses perubahan ini
dapat berlangsung cepat ataupun lambat. Dalam kimia fisik, kinetika kimia atau
kinetika reaksi mempelajari laju reaksi dalam suatu reaksi kimia. Dalam
menentukannya dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya dengan cara
eksperiment, dan pengelolahan data sederhana. Analisis terhadap pengaruh
berbagai kondisi reaksi terhadap laju reaksi memberikan informasi mengenai
mekanisme reaksi dan keadaan transisi dari suatu reaksi kimia. Kecepatan reaksi
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sifat pereaksi, konsentrasi
pereaksi, suhu dan katalis.
Percobaan ini bersifat semi kualitatif
yang dapat digunakan untuk menentukan pengaruh perubahan konsentrasi dan
pengaruh suhu pada laju reaksi. Reaksi yang diamati adalah reaksi pengendapan
koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan dengan asam. Yang
diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang diperlukan agar koloid belerang
mencapai suatu intensitas tertentu. Reaksi pengendapan belereng dapat ditulis
sebagai berikut:
S2O32- (aq) + 2H+ (aq) =H2O (l) + SO2 (g) + S (s)
Apabila suhu
pada suatu rekasi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya
reaksi yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan besarnya
perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik,
menit, jam, hari, atau tahun.
A. Faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
1. Konsentrasi
Zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga
partikel-pertikelnya tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang konsentrasinya
rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat akan lebih sering bertumbukan
dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan
terjadinya reaksi makin besar. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat,
makin cepat terjadinya reaksi
2. Luas permukaan sentuh
Suatu zat
akan bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi dapat terjadi antara
reaktan-reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat cair, atau yang
fasenya berbeda, misalnya zat cair dan zat padat. Pada percampuran reaktan yang
terjadi dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada permukaan zat. Laju
reaksi seperti itu dapat diperbesar dengan memperluas permukaan sentuhan dengan
cara memperkecil ukuran zat yang direaksikan. Sehingga semakin besar luas
permukaan zat padat yang direaksikan semakin lambat laju reaksinya.
Namun,semakin kecil luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin cepat
laju reaksi yang terjadi. Hal tersebut terjadi karena dalam reaksi partikel
dalam bentuk cair bertumbukan dengan partikel padat, peningkatkan luas permukaan
dari zat padat meningkatkan kemungkinan tumbukan bertambah besar. Peningkatan
jumlah tumbukan per detik meningkatkan laju reaksi.
3. Temperatur
Setiap
partikel selalu bergerak.Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau kinetik
molekul bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah sebabnya
reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi.
Disamping
itu, temperatur juga memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat-zat yang
potensialnya kecil jika bertumbukan sukar menghasilakn reaksi karena sukar
melampaui energi pengaktif. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat
akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan
reaksi.Sehingga
semakin tinggi suhu/ temperatur maka reaksi akan semakin cepat.
4. Katalisator
Katalisator
adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tidak
mengalami perubahan kimia yang kekal, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut
dapat diperoleh kembali.
Laju reaksi
akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis akan
menurunkan pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan banyak tumbukan
yang terjadi, sehingga reaksi lebih cepat terjadi. Jika energi pengaktifan
tinggai maka banyak tumbukan yang terjadi sedikit, karena tidak mempunyai
energi yang cukup yang diperlukan untuk terjadinya reaksi, sehingga reaksi
berlangsung lambat
BAB
IIIALAT DAN BAHAN
3.1
Alat
Alat
yang kami gunakan dalam prakikum kali ini adalah:
1. Gelas
ukur 100ml
2. Erlenmeyer
3. Thermometer
4. Hotplate
5. Ppipet
mohr 5ml
6. Elas
piala 100ml
7. Labu
takar 500ml
8. Gelas
piala 500ml
9. Kaca
arloji
10. Spatula
11. Batang
pengaduk
12. Pipet
tetes
13. Botol
semprot
3.2
bahan
1. NaS2O3
2. HCl
1 M
3. Aquadest
no
|
Vol Na tiosulfat (ml)
|
Vol HCl(ml)
|
Waktu(s)
|
Suhu(0C
|
50
|
2
|
36,43
|
30
|
|
55
|
2
|
35,14
|
||
60
|
2
|
34,74
|
||
65
|
2
|
34,08
|
||
70
|
2
|
40,68
|
||
75
|
2
|
38,86
|
No
|
Vol tio sulfat (ml)
|
Vol Hcl ( ml)
|
Waktu ( s)
|
Suhu (0C)
|
10
|
2
|
51,02
|
35
|
|
10
|
2
|
31,04
|
45
|
|
10
|
2
|
14,06
|
55
|
|
10
|
2
|
13,65
|
60
|
BAB
IV. CARA KERJA
Berikut
ini adalah prosesur kerja yang kami lakukan sesuai dengan modul praktikum:
Bagian
A
1. 50
ml natrium tiosulfat 0,25M di tempatkan pada gelas ukur yang mempunyai alas rata.setelah itu di tuangkan
ke dalam gelas piala 250ml
2. Gelas
piala tadi di tempatkan di atas sehelai kertas putih tepat di atas tanda silang
hitam yang di buat pada kertas putih, sehingga ketika di lihat dari atas
melalui larutan tio sulfat tanda silang
itu terlihat jelas
3. 2ml HCl 1m
di tambahkan dan tepat ketika penambahan di lakukan nyalakan stopwatch.
Larutan di aduk agar pencampuran menjadi rata. Timer tepat ketika tanda silang
tidak terlihat lagi
4. Waktu
yang di perlukan di catat sampai tanda silang tidak terlihat dari atas
5. Suhu
larutan di ukur dan di catat
6. Langkah-langkah
di atas di ulangi dengan volume larutan yang berbeda-beda
Bagian
B
1. Larutan
Na tiosulfat10ml 0,5N dan masukan ke dalam gelas ukur, lalu encerkan hingga
volumenya mencapai 50 ml
2. 2ml
HCl di ambil dan masukan ke dalam tabung reaksi , tempatkan gelas ukut dan
tabung reaksi tersebut pada penangas air ( gelaw piala yang berisi 300ml air
dan di panaskan) lalu di panaskan hingga suhu 350C menggunakan
hotplate./ ukur suhu dengan termometer dan di catat.
3. Gelas
ukur di tempatkan di atas kertas yang mempunyai tanda silang ketika suhu yang
di inginkan di peroleh. Lalu tambahkan HCl
ke dalam larutan tiosulfat dan saat bersamman nyalakan stopwatch. di aduk lalu sampai tanda silang hitam tidak
nampak . catat waktu yang di perlukan
4. Ulangi
langkah di atas pada berbagai suhu.
BAB
V DATA PENGAMATAN
Berikut
ini adalah hasi pengamatan yang kami lakukan :
Bagian
A
.
Bagian
B
BAB
VI PEMBAHASAN
Praktikum
ini berujuan supaya mahasiswa mampu mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi
pada laju reaksi dan pengaruh suhu pada laju reaksi. Hal ini di lakukan dengan
cara menambahkan HCl pada larutan Na tiosulfst sampai tanda x tidak nampak dan
dengan suhu yang berbeda beda.
Berdasarkan teori yang telah kami sampaikan bahwa Percobaan
ini bersifat semi kualitatif yang dapat digunakan untuk menentukan pengaruh
perubahan konsentrasi dan pengaruh suhu pada laju reaksi. Reaksi yang diamati
adalah reaksi pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat
direaksikan dengan asam. Yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang
diperlukan agar koloid belerang mencapai suatu intensitas tertentu.
Apabila suhu
pada suatu rekasi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya
reaksi yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan besarnya
perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik,
menit, jam, hari, atau tahun.
1.
Faktor apa yang mempengaruhi
kecepatan reaksi?
Jawab: Laju reaksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: Konsentrasi,
Luas permukaan sentuh. Temperatur, Katalisator
2. Apa yang di
maksud dengan konstanta kecepatan reaksi ?
Jawab: konstanta
kecepatan reaksi adalah kecepatan reaksi yang tidak berubah atau tetap
3. Peningkatan
suhu tidak terlalu berarti peningkatan peningkatan laju reaksi ? beri komentar anda tentang itu!
Jawab:
kecepatan akan naik jika suhu semakin bertambah namun akan ada titik dimana
kecepatan akan berhentai bertambah meski suhu di naikan
Kesimpulan.
Waktu yang kami peroleh dari praktikum bagian A pada Volume 50,55,60, 65, 70,
75 ml dengan suhu yang sama adalah 36,43, 35,14, 34,74, 34,08, 40,68, 38,86
Waktu yang kami
peroleh pada bagian A suhu35, 45, 55, 600C adalah 13,65, 31,04, 14,06,
51,020C
Dari kurva di atas maka
dapt kita lihat akan ada fase kecepatan mulai konstant yaitu pada T1/328 dengan
T 1/338
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang kami lakukan maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
1.
Laju reaksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: Konsentrasi,
Luas permukaan sentuh. Temperatur, Katalisator
2.
Kecepatan reaksi akan
mencapai titik konstant pada suhu tertentu
3. Volume
50,55,60, 65, 70, 75 ml dengan suhu yang sama adalah 36,43, 35,14, 34,74,
34,08, 40,68, 38,86
4.
Waktu yang kami peroleh
pada bagian A suhu35, 45, 55, 600C adalah 13,65, 31,04, 14,06, 51,020C
7.2 SARAN
Dalam
praktikum kami sangat menyaranka praktikan supaya:
1.
menguasai materi praktikum
2.
tidak bersenda gurau
3.
memperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja
4.
menanyakan kepada instruktur jika
ada materi yang tidak di mengerti